Seperti Inilah Fenomena Sosial Media Sekarang

Sosial media sudah menjadi hal sering dilakukan oleh banyak orang sekarang ini. Sosial media itu seperti online diary yang mana semua orang bisa membacanya. Dengan sosial media kita juga bisa melihat latar belakang seseorang. Di sosial media juga dapat dilihat bagaimana seseorang menanggapi isu yang sedang berkembang, mana yang nasionalis, liberal, agamis, apatis, aktivis dan sebagainya.

Seseorang yang dalam kehidupan sehari-harinya biasa-biasa saja bisa jadi di sosial media mereka akan lebih 'berani' dalam berpendapat dan mengeluarkan pernyataan. Hal ini sering kali berlebihan sehingga akhirnya menimbulkan debat yang tidak berarti.

Di sosial media seringkali dijumpai orang-orang yang saling beradu argumen akan suatu hal. Hingga akhirnya berlarut-larut yang berujung pada debat kusir yang tidak ada konklusinya. Masing-masing mempertahankan pendapatnya bahkan yang lebih parah adalah mempertahankan egonya. Dan berakhir dengan saing menyalahkan.

Berdebat di sosial media tak lebih dari sekedar beradu ilmu saja. Akan merasa puas jika pendapatnya dianggap paling benar. Padahal bisa jadi orang yang berdebat itu tidak mengamalkan apa yang di debatkannya. Yang penting mereka terlihat pintar atau berilmu, dan yang diucapkannya sebatas retorika semata.

Sebuah diskusi dilakukan bukan untuk berdebat atau beradu ilmu. Namun lebih kepada bagaimana menemukan solusi atas masalah yang ada. Diskusi hendaknya bersifat membangun bukan perkara menang atau kalah. Orang yang berdiskusi dengan tujuan untuk menang makan pulang dengan kekalahan.

Agama sudah mengajarkan kita untuk tidak menuntut ilmu dengan alasan agar bisa berdebat atau berbangga diri. Ilmu itu dipelajari untuk diamalkan, bukan untuk dibuat senjata berdebat.

Meninggalkan debat adalah perkara yang gampang-gampang susah. Gampang karena pada prakteknya memang gampang. Susahnya itu adalah meninggalkan debat memerlukan kerelaan hati.

Yah seperti itu lah kenyataan yang ada sekarang ini. Berdebat di sosial media hanya debat kusir yang tidak ada faedahnya, tidak bertujuan untuk mencari solusi atas suatu masalah, tetapi hanya untuk beradu ilmu saja.