Latest News

Terbatas Itu Bisa Menembus Batas

Sudah lama gak menulis. Sekalipun blog saya selalu update tulisan sebenarnya tulisan tersebut adalah tulisan yang terjadwal. Hari ini saya akan berbagi cerita yang sebagian ada yang saya alami dengan ditambah sedikit fiktif semoga tulisannya tetap bisa tersampaikan maksudnya.

Beberapa orang pasti memiliki keterbatasan, keterbatasan fisik, mental mungkin juga ada. Diantara semua keterbatasan biasanya keterbatasan secara finansial lah yang sering sekali dialami. Uang bukan segalanya, itu lah kalimat yang sering sekali kita dengar, atau bahkan Anda sendiri pernah melontarkan kata ini. Jangan terlalu munafik dan menafikan diri. Boleh lah kalau mengatakan uang bukan segalanya, karena mungkin saat ini Anda masih berpangku tangan pada kedua orang tua. Tapi ingatlah ketika berkeluarga Anda akan menjilat ludah sendiri karena melontarkan kata tersebut. Apalagi di dalam keluarga Anda menjadi seorang Ibu Negara.

Berbicara masalah keterbatasan secara finansial biasanya berbicara masalah keinginan akan sesuatu. Dulu mungkin kita pernah menginginkan sesuatu yang sangat kita impikan sekali. Sama halnya dengan saya ketika dulu menginginkan ingin mempunyai komputer. Bukan apa-apa berkeinginan seperti ini karena waktu kuliah banyak sekali tugas-tugas yang harus diketik dengan komputer. Menyadari akan keterbatasan untuk memiliki benda tersebut bukan berarti harus menyerah. Keinginan itu harus diperjuangkan, bukan merengek sana sini meminta.

Memiliki sedikit keahlian adalah anugerah yang besar sekali. Kebetulan dulu sudah mengenal internet dan juga dunia blog. Ternyata di dunia internet itu tidak seburam yang kita bayangkan, disana banyak sekali orang-orang yang memerlukan tulisan berkualitas untuk mengisi etalase web/blog mereka. Para pengelola website ini memerlukan tulisan agar agar web mereka tetap jalan. Mulailah saya menjadi penulis lepas di beberapa blog/website yang tentunya dengan tema yang sesuai dengan blog/website mereka.

Terbatas Itu Bisa Menembus Batas


Awalnya saya hanya membidik pada tulisan yang bertemakan hubungan, karena memang hanya disitulah bakat saya (menurut saya). Semakin jauh lagi saya merambah ketulisan bertemakan kecantikan, kesehatan, hijab, keluarga. Selama menjadi penulis lepas saya tidak pernah menggunakan nama asli, selalu saja menggunakan nama pena. Bukan karen apa, hanya ingin menyembunyikan identitas saja. Bahkan nama saya ini pun hanya nama pena saya.
Singkat cerita, setelah lama sekali menjadi penulis lepas uang terkumpul tetapi belum bisa membeli sesuatu yang saya impikan tadi. Mengingat lokasi yang saya tempati adalah lokasi yang kental sekali dengan budaya agama islam nya, tentu ada momen dimana di momen tersebut ada peluang yang bisa diambil untuk mengais rezeki. Ya, bulan Ramadhan adalah bulan yang terbaik, berjualan menjadi pilihan yang tidak terlalu buruk. Sifatnya musiman, untungnya juga musiman, berjualan selama 30 hari penuh membuahkan hasil. Modal 500 ribu pada akhir Ramadhan setelah dipotong biaya ada sekitar 4jt.

Sebenarnya sudah cukup untuk membeli bekas, saya tidak mau yang bekas. Saya mau baru ! Keinginan yang besar akan dibarengi dengan tindakan yang besar. Uang 4jt tahun 2010 sudah lumayan besar untuk kantong mahasiswa. Tapi terlalu sedikit untuk modal usaha. Solusinya hanya meminimalkan modal tanpa mengurangi kuantitas apalagi kualitas usaha yang dijalankan. Mulai membidik usaha yang jarang orang jalankan pada saat itu. Ya, les privat pelajaran B. Inggris dan mate-matika. Modal cuma ATK, buku pendukung dan tentu saja mencari orang yang mau diajari les.
Tidak terlalu sulit, karena pelajaran yang dileskan memang banyak yang mencari. Satu tahun berkutat dengan dunia les, akhirnya kemauan saya tercukupi.

Jangan mengira saya berganti-ganti usaha, selama menulis, saya tetap berjualan ketika Ramadhan, dan tetap memberikan les. Jika ditanya bagaimana saya mengetik, saat itu sudah ada rental dan warnet. Tulisan sudah ada di kertas, jadi hanya perlu tulis ulang. 3 jam di warnet menulis kadang sampai 20-50 artikel yang harus dikirimkan, harga artikel dulu hanya 10-20 ribu saja. Tak usah berpikir kecil selama masih ada keuntungan daripada selalu mengeluarkan.

Akhirnya saya gak jadi beli komputer, karena membeli laptop saja. Alasannya agar lebih mudah dibawa kemana-mana, karena pengalaman menulis membekas, akhirnya saya selalu menulis terus menerus. Bosan menjadi penulis di website orang lain, mulailah saya membuat blog sendiri agar tulisan saya tersimpan disini. Sengaja saya pilih blog bertemakan cerita agar bahan tulisan banyak.

Kesimpulannya. Kalau mempunyai keinginan keterbatasan bukan menjadi halangan, tetapi sebagai pemacu untuk tetap berjuang. Selama keinginan tersebut terukur. Mempunyai target yang tinggi sah-sah saja, yang perlu diingat kita tetap lag manusia yang mempunyai batasan.
Selamat Berjuang !

0 Komentar pada "Terbatas Itu Bisa Menembus Batas"

- Masukkan komentar agar kita bisa saling mengenal satu sama lain
- Jangan memasukkan link pada komentar ya